Selasa, 03 April 2012

menurutku "The Raid" dan "Merantau"

Seumur-umur baru ini liat film Indonesia yang kereeeen banget kayak The Raid, detik demi detiknya serruuu.... emang bener kata sinopsis yang kubaca di majalah, kalo The Raid ini merupakan pembalasan atas kegagalan "Merantau" yang di putar beberapa waktu yang lalu.

Kalo inget Merantau, sebenarnya temanya sih sama yaitu kemanusiaan tapi beda cara penyajian, jika Merantau sisi kemanusiaannya diambil dari bagaimana menyelamatkan anak2 dan wanita dari perdagangan manusia, kalo The Raid dari gembong narkoba. Dengan adegan baku pukul di kedua film tersebut. Patut dicatat kalo pemainnya sama juga lhooooo... sebenernya gak terlalu ganteng (mirip Irwansyah) mukanya gak cocok buat film genre action, badannya juga gak terlalu macho dan kayaknya kurang tinggi untuk ukuran seorang hero. Tapi karena dikemas dalam perkelahian yang seru maka jadi keren deeeh *ngiler-ngiler gak jelas*

Oke,tinggalkan dulu si Merantau, kita fokus pada The Raid. Aku gak akan cerita sinopsis ceritanya secara detail coz itu bisa dibaca di situs2 film yang tersedia. Aku cuma pengen menyoroti hal-hal yang menarik menurutku...

1. Sebenernya tokoh yang paling keren di film ini adalah Mad Dog. Eits jangan ketawa dulu, emang seh tampangnya kata Hunnyku kayak penjual kacang di jalan,hahahahaha... tapiiiii kemampuan berkelahinyaa... mantap cooy.... Mad Dog (yayan Ruhian) digambarkan sebagai orang kepercayaan Pemimpin gembong Narkotika(Ray Sahetapy), dia yang terkuat di samping Andi (doni alamsyah). Dia setia pada pemimpin hingga akhir hayatnya. Dia juga mati sebagai pendekar, biar uda ketusuk lehernya dengan neon masih kuat berkelahi melawan dua orang, kereeeen....

2. dua tokoh penting lain yaitu Rama dan Andi, dua kakak beradik, Yang Rama masuk dalam pasukan pembasmi gembong narkoba sedangkan Andi kakak Rama adalah orang kepercayaan pemimpin gembong Narkoba itu..... Hubungan darah ini yang membuat warna dalam film ini menjadi indah. Kepercayaan dari tiap-tiap pimpinan bertentangan dengan hubungan darah yang mengalir di kedua kakak beradik ini.... Nah,ini yang disebut galau temen-temen.... pilem ini mengemas secara apik percakapan keduanya yang dijamin menguras emosi kita juga.... Walau di akhir cerita keduanya tetap memilih jalan yang berbeda, Andi tetap di industri narkoba dan Rama tetap sebagai polisi...dan
membawa kita pada poin ketiga...

3. Pilem ini menggambarkan keadaan dunia saat ini dimana kebenaran bisa dibeli. Kejahatan tidak akan berhenti dengan hanya membunuh pemimpinnya saja karena kejahatan melahirkan kejahatan melahirkan kejahatan dan begitu seterusnya sehingga akan selalu ada pemimpin baru.

4. Orang bisa hidup dengan "uang panas" digambarkan dengan adanya banyak keluarga yang hidup tentram dan terjaga di apartemen karena gudang narkoba ada di apartemen tersebut. Mereka bisa hidup normal, diperlengkapi dengan senjata, dan bebas. Keluarga-keluarga yang hidup di apartemen itu hidup dengan nyaman berkat pemeliharaan dari industri narkoba sehingga bagi keluarga tersebut secara tidak langsung narkoba bukan hal yang jahat walau mereka bukanlah pengguna narkoba. Mereka mengembangkan citra bahwa polisi adalah musuh mereka yang harus dimusnahkan dan para pengedar narkoba adalah kawan mereka.Citra tersebut di dapat dari pengalaman hidup mereka yang terjaga bersama-sama dengan pengedar narkoba.

Ada satu pesan yang diungkapkan Andi pada Rama yang intinya bagi Rama menjadi polisi itu benar,dan menjadi pengedar narkoba adalah musuhnya, tapi bagi Andi menjadi mafia itu benar, dan polisi adalah musuh mereka.

Ditutup dengan kegalau'an, gak ada yang menang, gak ada yang kalah. Polisi tetap dalam tugasnya, dan mafia narkoba juga tetap pada pekerjaannya. Sebenernya itulah yang terjadi pada dunia kita sekarang ini...

Tidak ada komentar: